"Ia berlari dengan cepat dan seketika jalan seakan-akan menerjal, menanjak, menghampirinya. Langkah perlahan mulai melambat dan semakin lambat nan berat, ia bahkan tak kelelahan, namun sungguh berat kakinya melangkah. Setiap kayuhan yang ia usahakan, tak sesentipun mengerakkannya dari tempat berpijak. Lalu seutas tali memanjang dari puncak tertinggi, ia meraihnya, digenggamnya sekuat tenaga. Ditariknya tubuh serta kakinya yang semakin berat, seakan telah mengakar dibumi. Ia melangkah kepayangan pelan sekali dengan tali itu, kearah puncak, selangkah demi selangkah memindahkannya, hingga ia terbangun."
_Bermain-main dengan mimpi_
Sabtu, 31 Januari 2015
Cermin mimpi
Temui aku pada batu nisan kehidupan
Hai kekasih! Apakah saat ini kamu sedang tersenyum atau tertawa atau menangis membaca novel kesukaanmu, hidupmu.
Masihkah kami setia dengan karet di tangan! Sedia mengoreksi tiap kata atau kalimat atau paragraf pada lembaranya yang tidak kamu suka.
Mungkin kasih sudah lelah! Atau telah sadar? Bahwa setiap tulisan dalam novel itu tidak tertulis dengan pelsin Atau pena. Namun tertulis di atas lembar-lembar batu nisan, timbul-tengelam semaunya.
Hei kekasih! Hentikan tindakan sia-sia itu. Bukankah cerita pengingat di atas batu nisan tidak pernah bernilai sama tiap harinya.
Kadang hanya berupa duka saja.
Kadang tertimbun tak berarti apa-apa.
Kadang makna dan hikma menyeruak bermekaran.
Hikma tak selalu berarti bahagia, kadang berupa tangisan mendalam dan ratapan.
Kamu yang paling tahu itu!
Hidup untuk dijalani juga disyukuri!!
_Temui aku pada batu nisan kehidupan_
_10 Desember 2014_