Seminggu saya meninggalkan kota untuk keperluan bertemu dua orang terkasih. setelah melepas rindu, akhirnya harus kembali lagi ke kota ini, rumah kedua. Tempat di mana terdapat ruang 3 kali 8 meter persegi yang selalu senang kusebut rumah kedua. Tidak biasanya saya sampai sangat awal bahkan sebelum azan subuh tersuar dari kubu-kubu menjulang. Bus yang aku tumpangi terasa nyaman karena kursinya lebih banyak yang kosong, tidak banyak penumpang pada bulan-bulan seperti ini juga sepengetahuanku. pada akhirnya saya menduduki sebaris kursi empuk yang membenamkanku,lalu meninabobokan aku dalam lelap.
Bus yang kutumpangi berhenti di depan rumah sakit, tepat pada saat aku terbangun dari lelap. buruh-buruh saja saya juga ikut turun, sampai saya melupakan oleh-oleh kue tori pesanan seorang kakak. Awal mengingatnya saya sudah bersiap saja mengikhlaskannya jika bus nantinya akan segera melaju. Namun busnya tidak juga bergerak beberapa lama, hingga tiba-tiba saja supirnya pun ikut turun. Ternyata memang ada pesanan dari seorang ibu yang minta di turunkan di tempat itu. Alhasil si supir melihat gerak-gerik saya dan memahami bahwa saya ketinggalan sesuatu, lalu menyuruh kerneknya untuk memeriksakan barang saya di laci yang mirip kulkas. Maka selamatlah oleh-oleh tersebut dan saya pun akan terhindar dari kesedihan si kakak yang rindu makan kue khas duri.
Ya. begitulah alam yang 'baik hati' sesuai dengan fitrahnya kadang menunjukan pada kita banyak sekali pertanda-pertanda yang sekiranya kita cukup sensitif membacanya, kita bisa terhindari dari kecelakaan atau apa-apa yang kita tidak ingin itu terjadi. Mengingatkan kita ketika terlalu terlena dan lalu lupa. Begitu banyak hal yang sebenarnya begitu ajaib dibanding sulap-sulap yang terjadi di sekitan kita. Hanya saja kita tidak setekun Santiago yang belajar dari tanda-tanda, tokoh utama dalam kisah sang alkemis karangan Paulo Cuelho.
Akhirnya izinkan saya meminta maaf, saya pun belum mampu mebaca petanda di sekitarku dengan baik. Setelah mendapatkan kue tori, ternyata saya masih tetap harus mengikhlaskan sesuatu. Handphone nokia E63 yang sudah 3 tahun menemani saya terjatuh ketika saya turun dari bus. hahaha.. Itu semua murni kesalahan saya, bukan kernek, supir, bus, jalan, jaket saya, alam, apalagi Tuhan. Saya pribadi yang memenuhi syarat terjadinya hal itu. Rasa nyaman menurunkan sikap awas saya dan lalu membuat saya lupa untuk berhati-hati.
epilog..
akhirnya lagi... nomor hape saya 085395404059 untuk sementara tidak bisa dihubungi. sekiranya kalian yang budiman dan baik hatinya, jika merindukan saya, membutuhkan bantuan, atau sekedar bertegur sapah, dengan senang hati silahkan hubungi saya lewat nomor hape 082292159775..
tertanda.. yang menyayangi..
Hajir Muis...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar