"Membersihkan
jiwa mungkin metode paling pas untuk melawan lupa.. Hari ini saya
bertemu guru dan teman madrasa.. Keduanya terakhir kali bertegur sapa
denganku sekitar 9 tahun silam.. Ketika itu mereka kukenal cukup baik karena
keramahannya.. Hari ini mereka tidak banyak berubah, mendahulukan
menegur aku dengan senyum dan salam dari bibirnya.. Lalu mengatakan
padaku kamu tidak berubah sama sekali.. Hahaha.. bahkan dengan janggut, kumis, dan badan gemukku.. wah.. Itu membuat saya tercengang.. mereka masih mengenalku dengan baik..
Kembali ke awal tulisan ini, aku semakin yakin bahwa ingatan mereka
menjadi baik, karena hati mereka yang tidak dipenuhi dendam dan
prasangka.. Secara psikologis orang-orang tidak mendahulukan menyapa sesamanya mungkin salah satu alasannya karena ada rasa sungkan, tidak enak hati, malu, beban, dendam, prasangka, dan mungkin juga kenangan buruk tentangnya di masa lalu. Semua itu hanya indikasi saja, sederhananya dengan ketiadan kotoran di dada, pikiran, jiwa, menyebabkan kelegowoan untuk menyapa karena tidak dihalangi hal-hal tadi. Akhirnya kita menjadi lebih siap mengingat banyak hal yang mestinya tidak melukai kita.
Hidup adalah perjuangan melawan lupa kata Milan Kundera, bagiku juga berarti
usaha menyucikan diri dari kotoran-kotoran yang merusak jiwa.."
Ps: Terima kasih atas pertemuan singkat yang penuh hikma..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar